Sahabatku meninggal 3 tahun yang lalu. Aku sungguh bodoh
saat itu. Sangat bodoh!!! Kenapa.. Kenapa saat dia terjatuh dari tangga,
aku tidak langsung menolongnya?. Kenapa saat dia menjerit padaku, aku
hanya menatapnya, bahkan saat dia meraung, menangis dan meminta tolong
padaku? Coba waktu itu aku langsung menolongnya. Kejadiannya takkan
seperti ini.
Kenyataanya, aku tidak bisa menyelamatkan nyawa sahabatku sendiri. Tidak ada yang satu pun yang bisa menggantikannya. Aku termenung. Dosaku, ternyata banyak sekali. Artinya, aku membunuh sahabatku.
Aku kelas 9 sekarang. Dulu aku memang seperti bebek. Setelah dia tidak ada, kehidupanku juga berubah. Aku menjadi pendiam, karena tidak ada teman yang dapat menggantikannya, kenapa aku tidak dapat menyelamatkannya???
Pikiran itu terus menghantuiku selama ini. Seakan-akan dia masih dendam padaku saat itu. Aku merasa sangat bersalah. Dia masih dendam padaku. Dendam. Padaku. Kapan aku bisa mengucapkan maaf?
DEG.
Ada seseorang yang menepuk pundakku, saat kulihat, tidak ada siapa-siapa. Kucoba untuk renungkan dosaku itu.
Lagi-lagi ada yang menyentuh pundakku, aku tidak langsung menengok, melainkan menangkap tangannya.
Namun tangannya lenyap.
Pikiranku menerawang. Apakah dia itu.. Sahabatku?
Terdengar suara tertawa dari dapur. Aku berjalan menuju dapur. Tidak ada siapa-siapa.
Hantukah itu?
Aku pun terduduk di depan dapur, menangis sejadi-jadinya, tiba-tiba ada suara minta tolong, jeritan dan BRUGHHH!
“Kamu mau jajan apa?”.
“Aku mau jajan ayam teriyaki aja.”
“Auu…” BRUGGG GUBRAK!!
“AAHH! AAAAAAAAA!! Auuuww!!! Tolong aku… Va, tolong aku, Vaaa!!! Tolong akuuu!!.. Va!!!”
Dia memang masih dendam padaku. Darah segar mengalir dari nadiku. Aku tersenyum, senyuman terakhir.
Tak lama lagi aku akan bertemu dengannya dan meminta maaf dengannya. Selamat tinggal dunia.
The End
Cerpen Karangan: Bianca Rachela N
Kenyataanya, aku tidak bisa menyelamatkan nyawa sahabatku sendiri. Tidak ada yang satu pun yang bisa menggantikannya. Aku termenung. Dosaku, ternyata banyak sekali. Artinya, aku membunuh sahabatku.
Aku kelas 9 sekarang. Dulu aku memang seperti bebek. Setelah dia tidak ada, kehidupanku juga berubah. Aku menjadi pendiam, karena tidak ada teman yang dapat menggantikannya, kenapa aku tidak dapat menyelamatkannya???
Pikiran itu terus menghantuiku selama ini. Seakan-akan dia masih dendam padaku saat itu. Aku merasa sangat bersalah. Dia masih dendam padaku. Dendam. Padaku. Kapan aku bisa mengucapkan maaf?
DEG.
Ada seseorang yang menepuk pundakku, saat kulihat, tidak ada siapa-siapa. Kucoba untuk renungkan dosaku itu.
Lagi-lagi ada yang menyentuh pundakku, aku tidak langsung menengok, melainkan menangkap tangannya.
Namun tangannya lenyap.
Pikiranku menerawang. Apakah dia itu.. Sahabatku?
Terdengar suara tertawa dari dapur. Aku berjalan menuju dapur. Tidak ada siapa-siapa.
Hantukah itu?
Aku pun terduduk di depan dapur, menangis sejadi-jadinya, tiba-tiba ada suara minta tolong, jeritan dan BRUGHHH!
“Kamu mau jajan apa?”.
“Aku mau jajan ayam teriyaki aja.”
“Auu…” BRUGGG GUBRAK!!
“AAHH! AAAAAAAAA!! Auuuww!!! Tolong aku… Va, tolong aku, Vaaa!!! Tolong akuuu!!.. Va!!!”
Dia memang masih dendam padaku. Darah segar mengalir dari nadiku. Aku tersenyum, senyuman terakhir.
Tak lama lagi aku akan bertemu dengannya dan meminta maaf dengannya. Selamat tinggal dunia.
The End
Cerpen Karangan: Bianca Rachela N
Komentar
Posting Komentar